Tugas Teknik Perawatan Mesin Maintenance


TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN
"MAINTENANCE"
Hasil gambar untuk gundar
                                  Nama : Iqbal Bayu Kurniawan
                                  Kelas : 3IC05
                                  NPM : 22417948


DEFINISI PENJELASAN MAINTENANCE

1.1       Pengertian Maintenance
Maintenance adalah seperangkat kegiatan pemeliharaan dari suatu peralatan dan fasilitas sehingga selalu siap untuk digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dan berdasarkan standar (fungsionalitas dan kualitas).
Istilah pemeliharaan berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Terein yang berarti memelihara, merawat, dan juga pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah sebuah sistem yang berasal dari berbagai elemen dalam bentuk struktur (machine), penggantian komponen (material), biaya perawatan (money), perencanaan kegiatan (methode) serta eksekutor pemeliharaan (man).

Gambar 1.1 Ilustrasi Maintenance

Pemeliharaan atau Perawatan (Maintenance) merupakan serangkaian aktivitas untuk menjaga fasilitas dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan berdasarkan standar (fungsional dan kualitas).

1.1.1    Definisi Maintenance Menurut Para Ahli
Selain pengertian secara umum, definisi Maintenance juga diungkapkan oleh beberapa para ahli, yaitu sebagai berikut :

1. Kurniawan (2013)
Menurut Kurniawan, Maintenance adalah kombinasi dari berbagai tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki objek didalam suatu kondisi yang dapat diterima.
2. Sehrawat dan Narang (2001)
Menurut Sehrawat dan Narang, Maintenance adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memelihara atau meningkatkan kualitas dari peralatan yang ada guna memenuhi standar fungsi serta kualitasnya.
3. Harsanto (2013)
Menurut Harsanto, Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk terus menjaga fasilitas atau peralatan agar tetap beroperasi dengan baik.
4. Manzini (2010)
Menurut Manzini, Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk memantau dan memelihara peralatan, perangkat, serta sumber daya dengan merancang, mengelola, menangani, sekaligus memeriksa pekerjaan dengan tujuan untuk memastikan bahwa sebuah unit dapat beroperasi selama waktu aktif dan meminimalkan waktu henti karena kerusakan.

1.2       Tujuan Perawatan (Maintenance)
            Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan. Menurut Assauri (2008), tujuan perawatan atau pemeliharaan adalah sebagai berikut:
  1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 
  2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.
  3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 
  4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan      maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. 
  5. Menghindari kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 
  6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

1.3       Fungsi Perawatan (Maintenance)
            Perawatan secara umum berfungsi untuk memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi. Menurut Ahyari (2002), fungsi perawatan atau Maintenance adalah sebagai berikut ini :
  1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
  2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar.
  3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan.
  4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.
  5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan.
  6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
  7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.

JENIS-JENIS MAINTENANCE

2.1       Jenis-Jenis Maintenance
1.     Planned Maintenance (Perawatan yang Terencana)
Planned maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada rangkaian proses produksi.
Planned Maintenance terdiri dari :
·          Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya.
·          Scheduled Maintenance (Perawatan Terjadwal) yaitu perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
·          Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif) yakni strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin.

2.     Unplanned Maintenance (Perawatan Tidak Terencana)
Unplanned maintenance ialah sebuah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak berencana.
Unplanned maintenance ini terdiri dari :
·          Emergency Maintenance (Perawatan Darurat) ialah kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat yang lebih parah. Breakdown Maintenance (Perawatan Kerusakan) yaitu pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.
·          Corrective Maintenance (Perawatan Penangkal) merupakan pemeliharaan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk (setengah jadi maupun barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk barang, maka perlu diamati tahap kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki (koreksi).

2.2       Kegiatan-Kegiatan Perawatan (Maintenance)
            Menurut Tampubolon (2004), kegiatan-kegiatan perawatan dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
a)     Inspection (Inspeksi)
Kegiatan ispeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, adan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.
b)     Engineering (Teknik)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak di dapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.

c)     Production (Produksi)
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan servis dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d)     Clerical Work (Administrasi)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah dikerjakan. waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yang tersedia di bagian pemeliharaan.
e)     Housekeeping (Bangunan)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MAINTENANCE

3.1       Kelebihan Perawatan (Preventive Maintenance)
1)     Kerugian waktu operasi / produksi dapat diperkecil
Jadi disini diharuskan mesin harus siap digunakan untuk produksi. dengan sebagian mesin yang lain dilakukan perawatan. Dalam perusahaan tidak boleh proses produksi itu berhenti karena mesin2nya sedang dilakukan perawatan
2)     Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi
biaya untuk menghidupkan kembalu mesin yang benar2 rusak (unplanned maintenance) lebih mahal ditimbang perbaikan yang kecil  yang teratur (preventive maintenance).
3)     Interupsi terhadap jadwal yang telah ditentukan tidak akan terjadi/diminimalisir.

Perawatan pencegahan difokuskan pada unit kritis. Unit kritis adalah unit vital, artinya bila unit ini rusak maka:
1)     Terancamnya leselamatan/ kesehatan
2)     Kualitas produk menurun
3)     Menghentikan proses produksi
4)     Menimbulkan kerugian finansial

3.2       Kekurangan Perawatan
1)     Time commitment tidak tepat
Ketidak disiplinan bagian perawatan (DOERS)
2)     Human error dapat terjadi
Kalau mesin sering dilakukan maintenance rawan terjadi human error
3)     Aktifitas tanpa pandang bulu
saatnya perawatan maka harus dilakukan perawatan (tanpaDOERS)
            Perawatan Mesin yang efektif, bila dapat :
1)     menurunkan unscheduled downtime (perawatan tak terjadwal)
2)     menurunkan biaya perawatan
3)     meningkatkan ketrampilan SDM (Sumber Daya Manusia)
4)     meningkatkan kapasitas produksi
5)     memperpanjang umur mesin


STUDI KASUS MAINTENANCE

Judul studi kasus :
Perencanaan Perawatan Preventif pada Blanking Dies untuk Mengurangi Biaya Operasi

PT IJK adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industry otomotif sebagai vendor perusahaan produsen sepeda motor. Dalam proses produksinya, perusahaan membutuhkan suatu alat bantu seperti Dies, jig proses dan inspection jig dalam menunjang kebutuhan produksi komponen sepeda motor. Dies menjadi salah satu sarana yang membantu proses pemotongan dan pembentukan dari material sheet metal maupun stell pipe menjadi suatu produk tertentu. Blanking Dies merupakan satu sarana yang pada proses pekerjaannya mengalami tumbukan dan gesekan terus menerus sehingga rawan terjadi breakdown. Hal ini dapat menyebabkan loss time, seperti tahun 2016 mencapai 697,41 jam. Kegiatan produksi terhambat, pengiriman ke costumer delay dan perusahaan harus menanggung biaya akibat kerusakan saran yang terjadi adalah beberapa kerugian yang dialami. Untuk itu kegiatan perawtan perlu dilakukan secara berkala guna menghindari gangguan saat produksi. Kondisi saat ini, tidak ada standar penjadwalan perawatan yang baku dari perusahaan. Kemudian perencanaan perwatan preventif diusulkan untuk memperbaiki permasalahan saat ini dengan meningkatkan performa dari komponen Blanking Dies. Metode yang dilakukan adalah dengan meningkatkan Reliability komponen sehingga selalu dalam kondisi siap pakai. Berdasarkan pendekatan yang perwatan preventif yang dilakukan menghasilkan penurunan breakdown sebesar 33,84% dan penurunan biaya perawatan 26,22% dari perawatan korektif yang dilakukan sebelumnya.

Metodologi Penelitian
1.         Observasi
            Observasi merupakan langkah awal dalam penelitian ini dengan mengamati proses persiapan alat bantu produksi, setup hingga proses produksi tersebut berjalan. Selain itu dilakukan interview terhadap bagian troubleshooter di Engineering DJT Repair untuk menggali informasi-informasi terkait kendala saat produksi, penanganan Dies yang mengalami kerusakan saat proses berjalan dan perawatan yang sudah dilakukan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data work order (WO) dan loss time yang terjadi selama penanganan perbaikan Dies dari leader bagian troubleshooting.

2.         Identifikasi Masalah
            Berdasarkan hasil observasi tersebut kemudian ditentukan rumusan masalah yang terjadi di Engineering DJT Repair. Dari data yang didapatkan, loss time pada tahun 2016 mencapai 987,4 jam. Tingginya loss time akibat kerusakan Dies ini akan diteliti lebih lanjut dengan memunculkan penyebab dan solusi serta biaya terkait masalah teknis pada kasus ini. Beberapa egativ-batasan masalah serta asumsi-asumsi yang digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah loss time yang terjadi berkaitan dengan Departemen Engineering DJT di PT. IJK dimana penelitian ini dilakukan.

3.         Metode Penelitian
            Menentukan tahapan untuk berpikir secara sistematis menyangkut masalah loss time yang dihadapi. Tahapan-tahapan penelitian dimunculkan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut, merumuskan tindakan perbaikan, menganalisis biaya yang muncul, menerapkan suatu metode perencanaan preventif sebagai solusi masalah diatas dan pada akhirnya dapat menarik suatu simpulan dari masalah loss time yang dijadikan objek pengamatan.

4.         Analisis Data
            Analisis data yang dilakukan adalah mengolah data teknis mengenai frekuensi kerusakan yang sering terjadi, sehingga dapat dikelompokkan menjadi beberapa model. Kemudian diurutkan sesuai tingkat kritis suatu komponen untuk memudahkan pembagian jadwal perawatan preventif. Menurut Lewis (1987), perawatan preventif dilakukan apabila memberikan efek positif terhadap keandalan komponen. Jika tidak memberikan efek atau menimbulkan efek egative, maka solusi yang dianjurkan adalah penggantian komponen.Selanjutnya loss time, spare part dan biaya perawatan sebelumnya dihitung dan dibandingkan dengan biaya perawatan preventif setelah dilakukan penjadwalan yang benar. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian apakah berdampak signifikan terhadap penurunan biaya operasi suatu proses produksi.


5.         Kesimpulan dan Saran
            Beberapa kesimpulan terhadap penulisan perencanaan penjadwalan perawatan preventif pada blanking Dies ini. Selain itu juga diberikan saran-saran yang dapat dilakukan sebuah improvement untuk menambah nilai ekonomis bagi perusahaan.





DAFTAR PUSTAKA

[6]   Andira. 2017. Perencanaan Perawatan Preventif pada Blanking Dies untuk Mengurangi Biaya Operasi. Fakultas Teknik President University : Bekasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politik dan Strategi Nasional

Metode Penelitian Uji Impact

TEKNIK BONGKAR PASANG